V a n i a B e r l i a n a
Transparent Sexy Pink Heart

cinta pandangan pertama (dan terakhir)
Thursday, 28 March 2013

apakah kalian percaya pada cinta pandangan pertama?
dulu aku tidak percaya, tidak mau percaya tepatnya. sebab sepertinya egois sekali, kita hanya sekadar memandang fisik dari seseorang yang menarik perhatian kita tersebut. cinta pandangan pertama adalah omong kosong, bagiku, kalaupun ada, itu hanya ketertarikan sementara.
banyak dari temanku membicarakan love at first sight tersebut, novel-novel pun berjajar rapi menyajikan berbagai cerita tentang itu, aku tak habis pikir, mengapa mereka begitu naif, mengartikan rasa suka sebesar rasa cinta. apa mereka tidak tahu, bagaimana jatuh cinta itu? rasanya kau bahkan rela mengorbankan apapun untuk orang yang kau cintai, aku bertanya pertanyaan itu dalam hati. sampai akhirnya, cinta datang tiba-tiba, tanpa tanda-tanda, memasuki kehidupanku tanpa diminta. ini terjadi ketika aku justru terbaring lemah di rumah sakit. cinta pandangan pertama, yqng aku tidak percayai adanya.
cerita ini dimulai ketika aku harus opname di rumah sakit karena demam berdarah, padahal sekolahku sedang melaksanakan ujian sekolah, aku sedih sekali saat itu. tapi Tuhan, memang maha adil. selalu ada kebaikan dari setiap kejadian. di rumah sakit itu, aku akhirnya menemukan, apa itu arti cinta pandangan pertama. cinta pandangan pertama ternyata bukan melihat fisik, cinta pandangan pertama berarti kau jatuh cinta padanya saat pertama kali melihat dia tersenyum. cinta pandangan pertama adalah tentang senyuman. ya, ternyata begitu. cinta pandangan pertama tidak egois. ia jujur dan tulus. ya, kau belum begitu mengerti tentang dirinya, tapi kau berani mencintainya, itulah ketulusan. kau selalu siap menerima kekurangannya, dan selalu menyimpan senyumnya dalam otakmu. cinta pandangan pertama juga merupakan kecocokan yang terjadi antar pribadi secara instan, rasanya sungguh nyaman. kau tidak perlu berpura-pura terlalu lama. akhirnya aku percaya, akhirnya aku mengerti, mereka yang membicarakan love at first sight tidak naif, karena ternyata perasaan itu benar-benar ada. cinta pandangan pertamaku, seorang lelaki yang juga merupakan pasien rumah sakit tersebut, kita bertemu saat sedang di antar berjalan-jalan mengelilingi rumah sakit. aku tidak pernah tahu nomor kamarnya, pun ia tak tahu letak kamarku. tapi kami dapat bertemu tiga kali setiap jam 4 sore, selalu dengan mata indahnya menatap langit di beranda rumah sakit, ketika kami bahkan tak menginginkan pertemuan itu. aku berbincang dan tertawa bersamanya, penyakit kami juga tidak jauh berbeda, ia hanya terkena tipes. namun setelah tiga kali pertemuan tanpa sengaja itu, ia menghilang. aku tak tahu lagi bagaimana kabarnya, aku tak dapat lagi mendengar suara menenangkannya. aku hanya berharap, ia sudah sembuh. pulang dari rumah sakit dengan perasaan bahagia dan mengingatku. hanya itu, aku berharap sambil menangis. aku mengingatnya setiap akan tertidur, hingga wajahku yang memang pucat karena sakit, semakin terlihat kelelahan. suster di rumah sakit yang kurasa, ia sangat memperhatikanku, pun bertanya mengapa senyum cerah diwajahku yang muncul akhir-akhir ini pun kembali redup. aku pun memaksakan senyum, senyum cerah yang ia tanyakan, dan meyakinkan ia bahwa aku baik-baik saja, terkadang, kau hanya perlu melakukan itu agar oranglain tidak terlalu mengkhawatirkanmu, bukan? hari-hariku di rumah sakit pun aku lalui dengan sisa-sisa semangat yang aku punya, setidaknya aku memiliki tanggungjawab menyelesaikan ujian sekolah, maka itu aku harus sembuh. lelaki itu, menjadi salah satu alasan pula untukku memulihkan diri, ia dan semangatnya, yang selalu dapat membuatku percaya akan diri sendiri. ia, cinta pandangan pertama sekaligus terakhirku, karena mungkin, aku tak dapat bertemu dengannya lagi.